Facebook

header ads

Budidaya Maggot di Ponpes At-Ta'dib

Di tengah upaya membangun generasi santri yang tidak hanya berilmu, tetapi juga beradab, Pesantren At-Ta’dib mengambil satu langkah konkrit dalam menjaga kelestarian lingkungan: budidaya maggot! 

Program ini merupakan bagian dari visi besar At-Ta’dib mewujudkan #EcoPesantren —pesantren yang tidak hanya menjadi tempat menimba ilmu agama, tetapi juga menjadi contoh dalam gaya hidup ramah lingkungan dan peduli terhadap bumi. Sebuah ikhtiar kecil yang insyaAllah berdampak besar.

Mengatasi Masalah Sampah di Pesantren

Setiap hari, dapur pesantren menghasilkan cukup banyak sampah organik —baik dari bahan masakan maupun sisa makanan. Jika tidak dikelola dengan baik, sampah-sampah ini bisa menimbulkan bau busuk, mengundang lalat, bahkan menjadi sumber penyakit.

Lebih dari itu, menyisakan makanan dan membuangnya begitu saja merupakan bentuk mubazir, suatu perbuatan yang jelas dilarang dalam Islam. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang boros itu adalah saudara-saudara setan.”

(QS. Al-Isra’: 27)

Berangkat dari kebutuhan untuk mengelola limbah secara bijak sekaligus mengamalkan adab Islami, At-Ta’dib pun mencari solusi yang mudah, murah, ramah lingkungan, dan bermanfaat. Maka, At-Ta’dib pun bertemu dengan solusi luar biasa dari makhluk kecil bernama: maggot.

Apa Itu Maggot?

Maggot adalah larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF). Meski bentuknya mungkin menggelikan bagi sebagian orang, maggot bukanlah hama. Sebaliknya, ia adalah sahabat bagi lingkungan.

Larva ini mampu mengonsumsi sampah organik dalam jumlah besar, dan mengubahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat. Dengan kata lain, maggot adalah agen daur ulang alami yang bekerja cepat dan efisien.

Program Budidaya Maggot di At-Ta’dib

Dengan semangat untuk tidak menyia-nyiakan nikmat Allah dan menjaga kebersihan lingkungan, At-Ta’dib pun memulai program budidaya maggot secara mandiri. Ustadz, santri, dan penduduk pesantren mengumpulkan sampah dapur organik, lalu memberikannya sebagai pakan bagi maggot. Proses ini tidak hanya mengurangi volume sampah secara signifikan, tetapi juga mengajarkan santri tentang tanggung jawab terhadap alam.

Apa Saja Manfaatnya?

Program ini membawa banyak manfaat, di antaranya:

✅Sampah dapur bisa didaur ulang secara total (#ZeroWaste)

✅Mengurangi bau tak sedap dari sampah organik

✅ Lingkungan menjadi lebih bersih dan sehat

✅ Maggot menjadi pakan ternak (ayam & ikan) berprotein tinggi

✅Sisa kotoran maggot dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik berkualitas

✅Bahkan, budidaya ini memiliki nilai komersil yang bisa menopang ekonomi pesantren

Sarana Pendidikan Adab

Lebih dari sekadar aktivitas lingkungan, budidaya maggot ini juga merupakan media pendidikan adab bagi para santri. Melalui kegiatan ini, santri diajarkan untuk:

-Menjaga diri dari sikap mubazir sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah;

-Berkontribusi dalam memelihara bumi melalui ekosistem alami yang Allah ciptakan;

-Membiasakan hidup bersih sebagai bagian dari iman dan tanggung jawab sebagai Muslim.

Inilah pendidikan adab dalam makna yang lebih luas —tidak hanya adab kepada guru dan sesama, tetapi juga adab kepada alam semesta, rumah besar tempat kita semua tinggal.

Harapan ke Depan

At-Ta’dib berharap program ini dapat:

-Terus berkembang dan menjadi bagian dari kurikulum adab lingkungan

-Memberikan inspirasi bagi pesantren dan sekolah lain

-Menjadi langkah kecil yang mampu membawa perubahan besar

Mohon doa dan dukungan dari sahabat semua, agar langkah kecil kami ini bisa terus melangkah jauh, menebar manfaat untuk umat dan lingkungan. Insyaallah, biidznihi.

#EcoPesantren #BeradabBerilmuBeramal #PesantrenAtTadib #ZeroWaste


Sekilas dokumentasi:

Proses mencacah sampah sayur untuk difermentasi dalam ember bekas, disimpan sebagai stok pakan Maggot dalam beberapa hari ke depan.


Posting Komentar

0 Komentar